Rabu, 21 Desember 2016

MY ANALOGY (TAI DAN BUKU)

So, akhir akhir ini aku sering berada di persimpangan jalan. Cieilaahhh... hahaa. Just kidding. NO, enggak, nggak di persimpangan jalan juga sih. Cuman apa ya? ya apa gitu sih? Sumpah ga jelas. Sorry.

Let's get straight to the point. Kali ini, aku akan ngomongon analogi yang aku buat sendiri. Which is "tai dan buku". Hahaaa.

Jijik gak sih pertama bacanya? Gue sih jijik awalnya haha. But later, gue biasa aja 😤😤.

So, aku udah melakukan interview alias nanya-nanya ke 10 temen aku. Sorry, aku ga bisa nyebutin gendernya, gak valid banget ya. Bodo amat sudaaahh. Setelah melakukan nanya-nanya ke sepuluh manusia tersebut dan melewati jawaban-jawaban yang gak jelas. Sebelum aku bocorin result-nya, let me tell you their first responses pas aku nanya pertanyaan ini

"Lo bakal milih mana kalau di dunia ini cuman ada pilihan ini, 'jadi buku atau jadi tai'?"

Jeng jeng jeng jeng... Mereka jawabnya adalah "Res lo lagi sakit ya?" "Jangan gila deh" "Sakit emang nih anak" "kamu kenapa sih?" "lo ga papa kan, Res" "emang aneh nih anak" "aneh deh" and so on. 😩😩



Yah begitulah respon pertama mereka. Gak salah sih mereka, emang aku nanyanya out of the blue banget dan so much random. Jadi, setelah melakukan interview ga jelas itu dan di rekap, didapatkanlah 3 dari 10 orang menjawab mereka memilih menjadi tai dari pada buku.

Menurut aku, pilihan ini tuh bisa bikin orang mikir daleeemmm banget. Why? Karena pilihan ini tuh bisa memiliki arti yang sangaat beragam. As example, buku, meskipun buku itu sumber ilmu, sumber dari segala kebaikan, and a lot of hal-hal baik lainnya, tapi buku juga yang biasa dengan seenaknya diinjak sama orang-orang. Buku disini termasuk segala sumber informasi tertulis ya. Orang yang lagi beres beres rumah atau gudang deh, pasti kan ada buku yang udah gak kepake dikeluar keluarin tuh dari rak or whatever. Nah pas ngeluarinnya, gak sedikit orang ngeinjek buku itu, bukannya ngehindarin loh ya, and say kalau "toh udah nggak kepake ini". That's the point, ketika buku yang memilki banyaak advantages sudah mulai ga memberikan the right advantage lagi, orang dengan mudah nginjek tanpa pikir panjang.

Then, mari kita bandingkan dengan tai. While tai, seberapapun ga memberikan advantage tai itu, tapi tai ga akan pernah diinjek sama orang dengan sengaja. The thing is, it's better to mix them even it's hard. Harder sih pasti, but emang mau jadi orang yang diinjek injek ? Nope kan. That is why, let's be the book who felt like 'tai'.

Tulisan ini dibuat bukan untuk menyinggung siapapun ya. Kalaupun ada pihak pembaca yang merasa tersinggung, maafkanlah penulis ini. I just write what's in my mind to share it to the world.

Thank you, Reader.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

When The Rainbow Becomes Grayish

 I dedicated this to myself who has always been flourishing to survive in every condition.  It all started in 2017 when this girl almost gra...